BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Zaman
peralihan. Sepeninggal kaisar terakhir dari dinasti Han runtuhlah Cina sebagai
negara kesatuan. Pangliam-panglima tentara serang menyerang memeperebutkan
kekuasaan. Terbentuklah akhirnya 3 buah negara di Cina yang dapat dipersatukan
kembeli oleh raja-raja dari dinasti Tsyin kira-kira tahun 260.
Dinasti T’ang.
Dinasti T’ang mulai berkuasa di Cina pada tahun 618. Cina pada masa itu
merupakan suatu negara kesatuan. Dinasti itu berkuasa hampir 300 tahun. Pada
masa kekuasaan kaisar T’ang. Cina mengalami masa gemilang. Negara teratur baik
dan pemerintahan berjalan lancar. Hal ini terjadi karena para pegawai negara
diuji lebih dulu kecakapannya. Orang tidak dapat diangkat menjadi pegawai hanya
atas dasar keturunan semata-mata. Dinasti Tang merupakan period puncak perkembangan ekonomi dan kebudayaan
daripada masyarakat feudal China. Seni bina Dinasti Tang bercirikan megah,
rapi, terbuka dan ringkas.
Perancangan
keseluruhan deretan bangunan China semakin terbentuk pada Dinasti Tang.
Sejumlah besar istana, pejabat dan taman binatang yang berskop besar telah
dibina di Chang’an ( Xi’an ) dan Luoyang, ibunegara Dinasti Tang, dan
pengaturan bangunan tersebut amat rasional. Chang’an merupakan Bandar terbesar
di dunia semasa itu, dimana perancangannya amat rapi, Istana Daming, istana
diraja dalam Bandar Chang’an sangat megah, lingkungan kesan peninggalannya
hampir sama lebih 3 kaliganda berbanding keluasan Kota Larangan Dinasti Qing
China.
Bangunan
yang dibina dengan bahan kayu pada Dinasti Tang telah memperlihatkan kesatuan
antara seni dengan bentuk sturuktur, alat-alat pembinaan termasuk “dougong”,
tiang dan alang telah memanifestasikan pemaduan padat antara tenaga dengan seni
bina. Dewan Kuil Foguang yang terletak di Gunung Wutai Provinsi Shanxi China
merupakan bangunan tipikal Dinasti Tang dan penuh kelihatan seni bina tersebut.
Selain daripada itu, bangunan yang
dibina dengan batu bata telah digunakan rancak pada Dinasti Tang dan sebahagian
besar pagoda Budhhaa yang dibina dengan batu bata, antara lain Pagoda Dayanta
dan Pagoda Xiaoyanta yang terletak di Xi’an serta Pagoda Qianxun, Dali Provinsi
Yunnan China merupakan pagoda batu bata Dinasti Tang China yang sedia ada
Kesenian pada masa pemerintahan T’ang
mengalami masa cemerlang. Seni lukis, seni sastra menghasilkan karya-karya yang
sangat mudah.
Keruntuhan
dinasti T’ang. Pada pertengahan abad ke 8. Kekusaan dinasti T’ang mulai
mundur. Cina mendapat serangan dari Utara, dalam negeri timbul
pemberontakan-pemberontakan dan dari barat diserang oleh Arab. Peperangan itu
sangat melemahkan negara. Pada suatu pemberontakan dalam tahn 904 kaisar
dibunuh. Seorang anaknya yang masih kanak-kanak dinobatkan sebagai kaisar.
Tetapi 3 tahun kemudian ia diturunkan lagi oleh seorang pemimpin pemberontakan
bernama Tsyu Wen. Dengan demikian berakhirlah pemerintahan dinasti T’ang.
Dinasti Ming (1368 – 1644), masa kekaisaran Zhu Yuan zhang (1368 – 1398) Setelah berhasil mengusir Bangsa
Mongol, Zhu Yuan zhang menobatkan dirinya sebagai kaisar dengan gelar Ming
Daizhu (1368 – 1398). Yen Wang lalu menaikkan tahta menjadi kaisar yang ketiga
dinasti Ming dengan gelar Ming Ceng Eng Tsu, teapi lebih dikenal dengan nama
Kaisar Yongle (1403 – 1424) . kaisar Yongle telah memerintahkan Admiral Zheng
He untuk mengadakan pelayaran ke selatan menuju negeri-negeri yang jauh. Kaisar
Dinasti Ming yang terkenal berikutnya adalah Wanli (1573 – 1620). Pada masa
kekuasaannya transformasi Tiongkok menuju negara modern pun diawali. Kaisar
Dinasti Ming terakhir adalah Chongzhen (1628 – 1644), pada jamannya terjadi
pemberontakan yang dipimpin oleh Li Zicheng. Ia berhasil merebut Beijing,
ibukota Dinasti Ming pada Bulan April 1644, menyatakan dirinya sebagai kaisar
dan mendirikan Dinasti Xun. Kaisar Chongzhen bunuh diri dengan cara menggantung
diri dan pada saat yang sama dengan kematiannya, berakhir pulalah Dinasti Ming.
1.2
Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Pembuatan
makalah
ini yaitu :
1. Menjelaskan tentang Dinasti T’ang.
2. Menjelaskan tentang Dinasti Ming.
1.2.2
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu :
1. Memberikan informasi tentang Dinasti T’ang.
2. Memberikan informasi tentang Dinasti Ming.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Dinasti
Tang
2.1.1 Masa Kekaisaran
Li Yuan ( 618-626)
Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini
merupakan masa kemakmuran dan perkembangan seni dan teknologi Cina. Agama Buddha menjadi agama utama yang dianut oleh keluarga kerajaan serta
rakyat kebanyakan. Sejak sekitar tahun 860, Dinasti Tang
mulai mengalami kemunduran karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.
Setelah Dinasti Tang berdiri keadaan
tidaklah langsung aman.
Selama kurang lebih enam tahun kekacauan yang diakibatkan oleh pertikaian antar berbagai fraksipun berkecamuk. Li Yuan dengan dibantu puteranya Li Shimin berjuang keras untuk memulihkan perdamaian. Usaha ini akhirnya berhasil dan meletakkan dasar bagi kestabilan politik di sepanjang sejarah Dinasti Tang.
Selama kurang lebih enam tahun kekacauan yang diakibatkan oleh pertikaian antar berbagai fraksipun berkecamuk. Li Yuan dengan dibantu puteranya Li Shimin berjuang keras untuk memulihkan perdamaian. Usaha ini akhirnya berhasil dan meletakkan dasar bagi kestabilan politik di sepanjang sejarah Dinasti Tang.
Li Yuan adalah seorang yang berbelas
kasih, ia menjamin kelangsungan hidup para keluarga raja Dinasti Sui. Pada
tahun 626 ia turun tahta dan digantikan oleh puteranya, Li Shimin, yang
bergelar Kaisar Tang Taizong (626 – 649).
2.1.2 Masa
kekaisaran Kaisar
Tang Taizong (626 – 649).
Di
bawah pemerintahan Taizong, Tiongkok menjadi negara adikuasa. Dengan
kecerdasannya dalam bidang politik yang mengkombinasikan kekuatan militer dan
diplomasi, serta memecah belah suku-suku di sekitarnya, ia menjadikan Tiongkok
sebagai negara terkuat di Asia Utara. Ia menghancurkan sepenuhnya kekuatan suku
– suku Turki Timur dan berhasil menguasai Daerah Ordos serta Mongolia Dalam.
Pada masa kekuasaan Taizong hubungan antara timur dan
barat makin terbuka dan Chang-an, ibu kota Dinasti Tang menjadi kota terbesar
dan termegah pada jamannya. Salah satu prestasi terkenal pada masa kini adalah
perjalanan Bhikshu Xuanzang (kembali ke Chang-an pada tahun 645) untuk
mengambil kitab suci Tripitaka di India, dimana perjalanan ini mengandung
semangat penjelajahan yang baru menghinggapi bangsa barat sekitar 600 tahun
kemudian. Rute perjalanannya mirip dengan rute Marcopolo, sehingga Xuanzang
terkadang disebut sebagai Marcopolonya Tiongkok. Kaisar Taizong. Salah seorang kaisar dari dinasti
T’ang bernama Taizong. Ia adalah salah seorang Kaisar Cina yang besar, ia
meluaskan daerahnya kesebelah Utara dan Barat dengan menaklukan bangsa Turki.
Dengan demikian Cina menguasai jalan perdagangan di daerah asia Tengah. Pada
saat itulah sarajan Hsuan Tsang melewat ke India untuk mempelajari agama Budha.
Hsuan tsang berangkat dari Cina tahun 629 menuju ke Barat sampai ke Samarkand.
Kemudian ia menuju ke Selatan, ke India. Ia tba kembali ke Cina tahun 645.
Pengganti Taizong adalah kaisar-kaisar
lemah. Berturut-turut Tiongkok diperintah oleh Gaozong (649 – 683), Zhongzong
(684; 705 – 710), dan Ruizong (684 – 690; 710 – 712).
2.1.3 Masa
kekaisaran Gaozong
(649 – 683)
Kaisar Gaozong adalah seorang yang lemah
secara fisik, sehingga akhirnya sedikit demi sedikit kekuasaan jatuh pada selir
kesayanganya yang ambisius, bernama Wu Zetian (690 – 705). Ketika Gaozong
terkena stroke pada tahun 660 dan mengalami kebutaan serta kelumpuhan, Wu mulai
bertindak atas nama suaminya di dalam memegang kekuasaan kenegaraan.
Setelah kematian suaminya, Wu mengangkat
berturut-turut dua orang kaisar, yakni Zhongzong dan Ruizong sebagai kaisar
boneka, sebelum akhirnya pada tahun 690, ia mengangkat dirinya sendiri sebagai
kaisar dan menyebut Dinastinya dengan
nama Zhou. Namun sayang sekali Wu lupa diri dan melakukan tindakan yang
bertentangan dengan moralitas di istananya. Penyuapan dan korupsi marak di
mana-mana, sehingga sang kaisar wanitapun
kehilangan simpati rakyat. Pada tahun 705 setelah gagal menyelamatkan
kekasih-kekasihnya dari pembunuhan oleh pengawal istana yang marah, Ratu Wu
turun tahta. Kaisar Zhongzong dan Ruizong naik tahta kembali, sehingga dengan
demikian Dinasti Tang bangkit kembali.
Kebudayaan dan kesenian dinasti Tang makin
berkibar pada masa kaisar berikutnya yang bergelar Xuanzong (712 – 756), dimana
ia juga merupakan seorang seniman. Salah satu prestasi besarnya adalah pembuatan patung lembu yang
terbuat dari besi tuang, dimana patung tersebut ditemukan kembali pada tahun
1989 sejumlah empat buah.
Hasil karya tersebut menunjukkan betapa
majunya Tiongkok di dalam seni pengolahan dan pengecoran logam. Ilmuwan
terkenal pada masa Xuanzong adalah Yixing (683 – 727), yang sekaligus merupakan
seorang Bhikshu Buddha. Ia adalah orang pertama yang menghitung panjangnya
garis bujur bumi dan penemu sebuah alat yang khusus dipergunakan untuk mengukur
panjang lingkaran garis bujur. Yixing juga merupakan penterjemah beberapa
kitab-kitab suci Buddhis dari Bahasa Sansekerta ke Bahasa Mandarin (antara lain Kitab
Mahavairocana Sutra) sehingga memperkaya kesusasteraan Tiongkok.
Kaisar-kaisar Dinasti Tang setelah
Xuanzong merupakan kaisar-kaisar yang lemah dan masa akhir Dinasti Tang
ditandai dengan kekacauan dan pemberontakan. Salah satu pemberontakan terbesar
yangmenggoyahkan Dinasti Tang adalah pemberontakan An Lushan yang berlangsung
hingga tahun 763 selama pemerintahan dua kaisar, yakni Suzong (756 – 762) dan
Daizong (762 – 779). Pemberontakan ini menyita kekayaan dan kekuatan Dinasti Tang. Kelemahan Dinasti Tang
ini tidak disia-siakan oleh Bangsa Tibet yang berulang kali menyerang Tiongkok
hingga tahun 777. Hingga menjelang akhir hayatnya, para kaisar terakhir Dinasti
Tang gagal untuk mempertahankan kekuasaannya atas para gubernur setempat. Bahkan
jarang dari para kaisar tersebut yang memerintah lebih dari 15 tahun. Salah
seorang dari para gubernur yang makin kuat tersebut, Zhu Wen, membunuh Kaisar
Zhaozong (888 ¡V 904), serta mengangkat putera kesembilannya, Aidi (904
– 907) sebagai kaisar boneka. Namun pada akhirnya ia sendiri mengangkat dirinya
sebagai kaisar serta memproklamasikan berdirinya Dinasti Liang Akhir, sehingga berakhirlah Dinasti Tang.
Selama periode berikutnya, Tiongkok
kembali mengalami perpecahan dan kekacauan. Lima dinasti secara berturut-turut
berkuasa di utara (Liang Akhir, Tang Akhir, Jin Akhir, Han Akhir, dan Zhou
Akhir), sementara itu di selatan terdapat sepuluh kerajaan. Oleh karenanya
periode sejarah ini dinamakan Wu Dai Shi Guo (Lima Dinasti dan Sepuluh
Kerajaan).
Zaman peralihan.
Sepeninggal kaisar terakhir dari dinasti Han runtuhlah Cina sebagai negara
kesatuan. Pangliam-panglima tentara serang menyerang memeperebutkan kekuasaan. Terbentuklah
akhirnya 3 buah negara di Cina yang dapat dipersatukan kembeli oleh raja-raja
dari dinasti Tsyin kira-kira tahun 260.
Cina Utara dan
Selatan. Negara Cina sebelah utara mula-mula mendapat serangan-serangan dari
bangsa Syiung-mu kira-kira tahun 300. Bangsa asing itu berhasil menguasai Cina
Utara. Dinasti Tsyin terpaksa pindah ke Selatan. Dengan demikian terjadilah Cina
Utara dan Cina Selatan, kira-kira tahun 300. Bangsa asing itu berhasil menguasai
Cina Utara dan Cina Selatan , kira-kira tahun 153. Negara Cina Utara sejak itu
selalu menjadi rebutan bangsa asing. Salah satu bangsa asing yang menguasai Cina
yaitu Toba Wei, yang berkuasa kra-kira 200. Pada masa kekuasaan Toba Wei inilah
agama Budha berkembang di Cina.
Dinasti
T’ang. Dinasti T’ang mulai berkuasa di Cina pada tahun 618. Cina pada masa itu
merupakan suatu negara kesatuan. Dinasti itu berkuasa hampir 300 tahun. Pada
masa kekuasaan kaisar T’ang. Cina mengalami masa gemilang. Negara teratur baik
dan pemerintahan berjalan lancar. Hal ini terjadi karena para pegawai negara
diuji lebih dulu kecakapannya. Orang tidak dapat diangkat menjadi pegawai hanya
atas dasar keturunan semata-mata.
Kesenian
pada masa pemerintahan T’ang mengalami masa cemerlang. Seni lukis, seni sastra
menghasilkan karya-karya yang sangat mudah. Pada masa itu hidup sasterawan
termashur Li T’ai Po. Peukis Wang Wei dsb. Dalam biara-biara Budha terdapat
percetakan tersebut dari pada kayu. Kertas telah dikenal kira-kira tahun 100. Hasil
karya seni pahat sangat indah. Seni tembikar menghasilkan tempat bunga,
jembangan-jembangan yang luar biasa bagusnya. Poslen putih telah dkenal.
Keruntuhan
dinasti T’ang. Pada pertengahan abad ke 8. Kekusaan dinasti T’ang mulai mundur.
Cina mendapat serangan dari Utara, dalam negeri timbul
pemberontakan-pemberontakan dan dari barat diserang oleh Arab. Peperangan itu
sangat melemahkan negara. Pada suatu pemberontakan dalam tahn 904 kaisar
dibunuh. Seorang anaknya yang masih kanak-kanak dinobatkan sebagai kaisar. Tetapi
3 tahun kemudian ia diturunkan lagi oleh seorang pemimpin pemberontakan bernama
Tsyu Wen. Denagn demikian berakhirlah pemerintahan dinasti T’ang.
Dinasti Tang merupakan period puncak perkembangan ekonomi dan kebudayaan daripada masyarakat feudal China.
Seni bina Dinasti Tang bercirikan megah, rapi, terbuka dan ringkas.
Perancangan keseluruhan
deretan bangunan China semakin terbentuk pada Dinasti Tang. Sejumlah besar
istana, pejabat dan taman binatang yang berskop besar telah dibina di Chang’an
( Xi’an ) dan Luoyang, ibunegara Dinasti Tang, dan pengaturan bangunan tersebut
amat rasional. Chang’an merupakan Bandar terbesar di dunia semasa itu, dimana
perancangannya amat rapi, Istana Daming, istana diraja dalam Bandar Chang’an
sangat megah, lingkungan kesan peninggalannya hampir sama lebih 3 kaliganda
berbanding keluasan Kota Larangan Dinasti Qing China.
Bangunan yang dibina dengan
bahan kayu pada Dinasti Tang telah memperlihatkan kesatuan antara seni dengan
bentuk sturuktur, alat-alat pembinaan termasuk “dougong”, tiang dan alang telah
memanifestasikan pemaduan padat antara tenaga dengan seni bina. Dewan Kuil
Foguang yang terletak di Gunung Wutai Provinsi Shanxi China merupakan bangunan
tipikal Dinasti Tang dan penuh kelihatan seni bina tersebut.
Selain daripada itu, bangunan yang dibina dengan batu bata telah digunakan
rancak pada Dinasti Tang dan sebahagian besar pagoda Budhhaa yang dibina dengan
batu bata, antara lain Pagoda Dayanta dan Pagoda Xiaoyanta yang terletak di
Xi’an serta Pagoda Qianxun, Dali Provinsi Yunnan China merupakan pagoda batu
bata Dinasti Tang China yang sedia ada.
|
2.2 Dinasti Ming (1368 – 1644)
2.2.1 Masa kekaisaran Zhu Yuan zhang (1368 – 1398)
Setelah
berhasil mengusir Bangsa Mongol, Zhu Yuan zhang menobatkan dirinya sebagai
kaisar dengan gelar Ming Daizhu (1368 – 1398). Tahun pemerintahannya disebut
dengan Hongwu, sehingga Beliau juga dikenal dengan sebutan Kaisar Hongwu.
Dinasti barunya tersebut diberi nama Ming. Baru saja naik tahta Zhu Yuan zhang
lantas menentramkan keadaan negerinya yang ketika itu masih kacau. Ia mengejar
tentera Mongol yang melarikan diri ke Karakorum yang dulu menjadi ibukota
bangsa itu. Dalam 1372 kota itu dibakarnya. Dengan kerajaan Ming ( 1368-1644 )
mulailah timbul gerakan nasionalisme, sebab pemberontakan orang Tionghoa
terhadap bangsa mongol itu yaitu pergerakan yang bersifat nasionalisme.
Pelayaran
samudera merupakan salah satu hal yang patut dibanggakan pada masa Dinasti
Ming. Ketika ia meninggal dalam 1398, cucunya dinobatkan sebagai kaisar ini
disebutkan huit dan baru berumur 16 tahun.
2.2.2 Masa
kekaisaran Yongle
(1403 – 1424)
Yen Wang
lalu menaikkan tahta menjadi kaisar yang ketiga dinasti Ming dengan gelar Ming
Ceng Eng Tsu, teapi lebih dikenal dengan nama Kaisar Yongle (1403 – 1424) .
kaisar Yongle telah memerintahkan Admiral Zheng He untuk mengadakan pelayaran
ke selatan menuju negeri-negeri yang jauh. Ia berhasil berlayar sejauh Afrika
(Mogadishu dan Malindi), jauh sebelum Bangsa Barat berhasil mencapai tempat
tersebut serta mencapai Kalkuta dan Kolombo beberapa ratus tahun sebelum Vasco
Da Gama. Zheng He berangkat pada tahun 1405, membawa 63 kapal yang memuat
27.870 orang (jauh lebih banyak dibandingkan dengan pelayaran Kolombus). Hal
terpuji yang patut kita teladani di sini adalah: meskipun membawa kekuatan
besar tetapi Zheng He tidaklah berusaha menaklukkan atau menjajah negeri-negeri
yang dikunjunginya. Hal ini beda dengan bangsa Barat, dimana penjelajahan
selalu diakhiri dengan penjajahan. Pelayaran samudera ini beberapa ratus tahun
lebih tua dibandingkan dengan Kolombus, sehingga dapat dikatakan bahwa pelopor
penjelajahan samudera yang sebenarnya adalah Zheng He.
Yongle
digantikan oleh putera tertuanya Hongxi (1425), yang hanya memerintah setahun,
namun ia memiliki rasa ketertarikan pada astronomi. Ia telah berhasil mengenali
bintik matahari, jauh sebelum bangsa Barat mengenalnya.
2.2.3 Masa
kekaisaran Wanli ( 1573-1620)
Kaisar Dinasti Ming yang terkenal
berikutnya adalah Wanli (1573 – 1620). Pada masa kekuasaannya transformasi
Tiongkok menuju negara modern pun diawali. Hasil pertanian dari Amerika,
seperti misalnya jagung, kentang manis, dan kacang meningkatkan produksi pangan
dan jumlah penduduk meningkat hingga menjadi lebih dari 100 juta jiwa atau
bertambah dua kali lipat dibandingkan awal Dinasti Ming. Dinasti Ming terkenal
pula dengan keramiknya yang diekspor ke seantero penjuru dunia. Pada beberapa
bagian belahan bumi ini, kita dapat menjumpai sisa-sisa keramik dari jaman
dinasti ini. Sementara itu menjelang akhir Dinasti Ming, Bangsa Manchu di utara
menjadi bertambah kuat. Pemimpin mereka Nurhachi beserta puteranya Aberhai pada
awal abad ketujuh belas berhasil merebut Liaoning dari tangan Dinasti Ming.
Setelah merasa kuat mereka mendirikan dinasti sendiri yang diberi nama Qing
(1626).
2.2.4 Masa
kekaisaran Chong Zen (1628-1644)
Kaisar Dinasti Ming terakhir adalah Chongzhen (1628 – 1644), pada jamannya
terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Li Zicheng. Ia berhasil merebut
Beijing, ibukota Dinasti Ming pada Bulan April 1644, menyatakan dirinya sebagai
kaisar dan mendirikan Dinasti Xun. Kaisar Chongzhen bunuh diri dengan cara
menggantung diri dan pada saat yang sama dengan kematiannya, berakhir pulalah
Dinasti Ming.
Jenderal Wu Sangui yang ditugaskan
menjaga perbatasan masih setia pada Dinasti Ming, maka ia meminta tolong Bangsa
Manchu yang saat itu dipimpin Shunzhi (1644 – 1661) untuk mengusir Li Zicheng.
Tetapi ternyata setelah Li berhasil diusir, Bangsa Manchu tidak bersedia
meninggalkan Tiongkok, sehingga dengan demikian berawalah kekuasaan Dinasti
Qing di Tiongkok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dinasti
T’ang. Dinasti T’ang mulai berkuasa di Cina pada tahun 618. Cina pada masa itu
merupakan suatu negara kesatuan. Dinasti itu berkuasa hampir 300 tahun. Pada
masa kekuasaan kaisar T’ang. Cina mengalami masa gemilang. Negara teratur baik
dan pemerintahan berjalan lancar. Hal ini terjadi karena para pegawai negara
diuji lebih dulu kecakapannya. Orang tidak dapat diangkat menjadi pegawai hanya
atas dasar keturunan semata-mata. Dinasti Tang merupakan period puncak
perkembangan ekonomi dan kebudayaan daripada masyarakat feudal China. Seni bina
Dinasti Tang bercirikan megah, rapi, terbuka dan ringkas.
Dinasti Ming (1368 – 1644), pada masa Dinasti Ming,
banyak kaisar yang memimpinnya , diantaranya yaitu Ming Daizhu (1368 – 1398), Kaisar Yongle (1403 – 1424), Kaisar Dinasti Ming yang terkenal berikutnya
adalah Wanli (1573 – 1620), Kaisar Dinasti
Ming terakhir adalah Chongzhen (1628 – 1644), pada jamannya terjadi
pemberontakan yang dipimpin oleh Li Zicheng. Ia berhasil merebut Beijing,
ibukota Dinasti Ming pada Bulan April 1644, menyatakan dirinya sebagai kaisar
dan mendirikan Dinasti Xun. Kaisar Chongzhen bunuh diri dengan cara menggantung
diri dan pada saat yang sama dengan kematiannya, berakhir pulalah Dinasti Ming.
3.2
Saran
Pembuatan makalah ini diharapkan agar kita
mengetahui tentang hal-hal yang tejadi di Asia Timur mengenai Dinasti Tang dan
Dinasti Ming. Dengan demikian, kita dapat mengetahui kehidupan pada masa itu.
Rahelly, Yetty: 2004. Sejarah
Asia Timur. Palembang : proyek SP4 program
studi pendidikan sejarah, hlm. 27.
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/16128,
diakses pada hari Sabtu, 23 Februari
2013, pukul 12.00 WIB.
http://indoculture.wordpress.com/2009/04/05/sejarah-dinasti-ming-1368-1644/. diakses
pada hari Sabtu, 23 Februari 2013, pukul 12.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar